Dalam dunia modern yang penuh dengan tantangan dan persaingan yang super ketat ini, setiap orang disarankan tidak hanya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, namun juga dituntut ketrampilan khusus yang lazim kita sebut ‘skill’. Salah satu ’skill’ yang paling dibutuhkan saat ini adalah Bahasa Inggris. Sesuai dengan penjelasan di atas, Bahasa Inggris merupakan bahasa global, maka bagi mereka yang ingin selangkah lebih maju dari orang pada umumnya, perlu bahkan harus menguasai Bahasa Inggris.
Banyak orang yang enggan belajar Bahasa Inggris karena merasa terlalu tua untuk dapat menguasai bahasa tersebut. Namun menurut saya, modal utama untuk berbicara bahasa Inggris dengan baik bukanlah usia seseorang, namuan sebesar apa tekad seseorang untuk belajar. Adapun sisi crucial yang harus kita kuasai terlebih dahulu adalah perbendaharaan kata dalam suatu bahasa, atau yang lebih dikenal dengan kosakata. Pengetahuan kosakata dalam bahasa Inggris merupakan modal utama dalam mempelajari bahasa ini. Kosakata adalah hal terpenting dalam mempelajari suatu bahasa. Seseorang yang ingin belajar bahasa baru perlu mendalami pengetahuan tentang kosakata untuk bisa berbicara dengan lancar.
Mempelajari kosakata bukanlah hal yang sulit. Siapa saja bisa mempelajarinya dengan cepat asalkan setelah dipelajari, kosakata harus digunakan sesering mungkin. Kosakata seyogianya diperkenalkan atau diajarkan sejak anak usia dini. Namun, tidak ada kata terlambat bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya pada usia berapun.
Saat kita betanya “Kapankah saat yang paling tepat untuk belajar Bahasa Inggris?” Sekaranglah saatnya. Jika kita merasa malu atau gugup saat berbicara Bahasa Inggris, itu bukan salah kita. Jika kita melakukan kesalahan dalam berbahasa Inggris, itupun bukan suatu kesalahan. Mengapa? Karena Native Speaker saja sering membuat kesalahan dalam pronunciation (pengucapan) maupun grammar. Cara mengatasi hal-hal seperti ini sepele saja, yaitu dengan percaya diri yang tinggi serta penguasaan perbendaharaan kata.
Alasan di balik pentingnya belajar bahasa Inggris
Sudah
lama penguasaan bahasa Inggris menjadi pengetahuan yang perlu
dipelajari oleh orang Indonesia. Mulai dari tahun 60’an hingga
sekarang, pelajaran bahasa Inggris menjadi subyek yang tidak kalah
gengsinya dari pelajaran lain seperti Matematika dan IPA. Besarnya
kebutuhan untuk belajar bahasa Inggris telah membuat pengetahuan ini
menjadi sebuah komoditas bisnis tersendiri. Lembaga pengajaran bahasa
Inggris swasta pun bermunculan seperti LIA, Jakarta College, Oxford,
BBC, IEC, EF, TBI dan lain-lainnya. Orang tua kemudian seperti
berlomba-lomba untuk mengirimkan anak mereka untuk mengikuti kursus di
salah satu lembaga pengajaran bahasa Inggris yang sudah disebutkan di
atas. Jika dulu anak Indonesia baru mempelajari bahasa Inggris pada
tingkat SMA, sekarang mereka memulainya pada tingkat yang lebih dini,
SD, dan kalau perlu TK. Oleh karena orang Indonesia masih menganut
budaya Timur yang agak totok, anak tidak boleh protes apabila
diharuskan ayah ibunya untuk mempelajari bahasa Inggris. Lucunya,
banyak orang tua yang mengharuskan anaknya mengikuti kursus bahasa
asing yang satu ini tanpa mampu memberikan satu alasan yang jelas
mengapa bahasa Inggris itu penting bagi mereka, serupa dengan pameo
tentang pentingnya belajar matematika. Anak pun belajar bahasa asing
ini hanya karena orang tuanya bilang itu sebagai subyek yang penting.
Masih banyak orang tua murid yang beranggapan bahwa bahasa Inggris
dapat membuat seseorang sukses dalam hidup, mampu membuat orang
mendapat pekerjaan bagus, mampu membuat orang pergi ke luar negeri, dan
lainnya. Huh, seandainya saja hidup semudah itu. Lewat tulisan ini,
saya menyatakan faktor geografi, komunikasi, akses pada informasi
menjadi tiga alasan yang masuk di akal di balik perlunya belajar
bahasa Inggris bagi orang Indonesia.
Pertama,
Indonesia dikelilingi oleh negara-negara yang kebanyakan penduduknya
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama atau kedua.
Negara-negara tersebut adalah Singapura, Malaysia, Filipina, Australia,
Selandia Baru, dan Papua Nugini. Selain di negara ini, dimana lagi sih
ada orang yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu? Bahasa
Melayu dan Indonesia memang masih bersaudara tapi belum tentu
orang-orang dari Malaysia dan Indonesia saling memahami satu sama
lainnya saat berbicara dengan bahasa masing-masing. Yang menguasai
bahasa Indonesia di Singapura saja tidak banyak apalagi di Australia,
Papua Nugini, atau Filipina. Faktor geografis menjadi alasan pertama
mengapa orang Indonesia perlu mempelajari bahasa Inggris. Apabila suatu
saat nanti seorang WNI bepergian ke salah satu negara yang disebutkan
di atas, bekal pengetahuan bahasa Inggris akan mempermudah orang itu
dalam berkomunikasi dengan warga negara setempat. Hal ini juga terjadi
di negara Belanda. Di sana, murid-murid pada tingkat SMA memang
dianjurkan mempelajari dan menguasai bahasa asing mengingat bahasa
Belanda tidak dipakai oleh negara di sekelilingnya. Jerman memakai
bahasanya sendiri. Belgia memakai Perancis. Di seberang selat, ada
negara Inggris.
Alasan
kedua dan paling umum, bahasa Inggris perlu dipelajari karena
penggunaan luasnya sebagai bahasa komunikasi Internasional. Agar dapat
melakukan komunikasi dengan orang-orang yang berbeda latar belakang
budaya dan kenegaraan, bahasa Inggris menjadi pilihan utama yang sering
dipakai dalam melakukan komunikasi. Contoh yang mudah dilihat ada di
dunia pariwisata. Para wisatawan yang melakukan perjalanan di negara
asing lazim menggunakan bahasa Inggris untuk dapat berkomunikasi dengan
warga negara asli yang dikunjunginya. Bukan hanya penutur jati bahasa
Inggris, wistawan yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
ibu juga memilih bahasa Inggris sebagai lingua franca-nya.
Orang Jepang yang melancong ke Indonesia, menggunakan bahasa Inggris
apabila dia hendak menanyakan sesuatu pada orang pertama yang
ditemuinya di jalan. Wisatawan Indonesia yang berjalan-jalan di Paris
akan sangat senang sekali apabila bertemu dengan penduduk setempa yang
menguasai bahasa Inggris untuk dimintai bantuannya. Juga kecil
kemungkinannya ada orang Italia yang berani berwisata ke India tanpa
memiliki bekal bahasa Inggris yang memadai. Bahasa Inggris juga menjadi
bahasa pengantar resmi dalam dunia transportasi udara dan laut. Pilot
pesawat, apapun kewarganegaraanya, dilatih untuk menguasai bahasa
Inggris agar dapat berkomunikasi dengan pihak menara pengawas bandara
yang menjadi tujuan pesawat yang diterbangkannya. Apakah dia
menerbangkan pesawat di Asia atau di Afrika, dia harus berkomunikasi
dalam bahasa Inggris. Begitu pula pihak menara pengawas bandara pun
harus mahir berbicara dalam bahasa Inggris, karena pesawat yang
mendarat di bandara tidak hanya datang dari satu negara tapi juga manca
negara. Tidak bisa dibayangkan rupanya apabila para pilot dan petugas
menara pengendali harus menguasai seluruh bahasa di dunia ini. Sama
halnya dengan dunia pelayaran, bahasa Inggris adalah bahasa komunikasi
resmi. Para petugas pelabuhan yang mengendalikan situasi akan selalu
berhadapan dengan kedatangan kapal-kapal asing. Agar komunikasi lancar,
petugas dan Syahbandar harus mampu berbicara dalam bahasa Inggris
dengan kapal yang mana nahkodanya datang dari Amerika, Rusia, Perancis,
Afrika Selatan, Korea, ataupun kepulauan Salomon. Agar urusan pekerjaan
lancar, para pelaut dan petugas pelabuhan musti menggunakan satu bahasa
yang umum dan netral.
Informasi
yang bersikulasi di dunia ini kebanyakan diterbitkan dalam bahasa
Inggris. Buku-buku banyak yang diterbitkan dalam bahasa Inggris. Tidak
soal siapa yang menerbitkannya, yang pasti untuk memperoleh pasar yang
luas banyak penerbit menerbitkan bacaan dalam bahasa Inggris. Majalah
besar seperti Newsweek, Time, Vogue, Bazaar, People, Life, National
Geographic, MacWorld dll ditulis dan diterbitkan dalam bahasa Inggris.
Koran seperti Washington Post, New York Times, Wall Street Journal, dan
Sun juga terbit dengan bahasa Inggris. Buku-buku ilmiah pun terbit
dalam bahasa Inggris. Apabila ada bahan bacaan yang terbit dalam bahasa
non-Inggris, maka terjemahan bahasa Inggris pun pasti langsung dibuat
dan dipasarkan. Website populer di dunia internet lebih banyak
menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar untuk artikel di dalamnya,
lihat saja Yahoo, Google, Wikipedia, Amazon, YouTube, dan Reuters.
Acara televisi populer di seluruh dunia--F1, MotoGP, World Cup,
Champions, American Idol, 24, CSI, MacGyver, dll--disajikan dengan
bahasa pengantar Inggris. Stasiun televisi terkenal di dunia juga
disiarkan dalam bahasa Inggris--CNN, BBC, NBC, Discovery, National
Geographic, Animal Planet, ESPN, HBO, dan masih banyak lainnya. Jurnal
ilmiah yang bersirkulasi di antara universitas elit dunia juga tercetak
dalam bahasa Inggris. Bahan referensi yang tersedia di
universitas-universitas di Indonesia pun secara tidak langsung
mengharuskan mahasiswa untuk memiliki bekal pengetahuan bahasa Inggris.
Apapun minat Anda, informasi yang tersedia di sekitar Anda saat ini
mensyaratakan pengetahuan bahasa Inggris yang akan sangat membantu
dalam menambah pengetahuan dan memperluas wawasan. Ketrampilan bahasa
Inggris yang dimiliki seseorang akan menolong dia untuk mengakses
hal-hal yang selama ini tidak ada di dalam bacaan-bacaan yang terbit di
Indonesia. Karena itu, kemampuan berbahasa Inggris akan memudahkan
orang Indonesia untuk mengembangkan wawasan pengetahuannya dengan
memberikan akses pada pengetahuan yang ada di luar Indonesia.
Berdasarkan
ketiga alasan di atas, pengetahuan bahasa Inggris untuk perkembangan
seorang individu di negara Indonesia menjadi suatu hal yang tidak
terelakan. Suka tidak suka, subyek yang satu ini menjadi hal yang perlu
dipelajari oleh setiap orang Indonesia. Biarpun Anda tidak yakin akan
mendapat kesempatan untuk ke keluar negeri, pengetahuan ini tetap
diperlukan juga. Minimal, Anda tidak perlu terbengong-bengong ketika
menonton siaran berita CNN lantaran tidak ada terjemahan di bagian
bawah layar televisi atau bingung saat membaca buku manual penggunaan
alat elektronik yang hanya tercetak dalam bahasa Inggris.